“”Jadi, pertanyaan sesungguhnya bukan dimana kita akan berada pada tahun 2050, melainkan kemana kita ingin mengarahkan dunia di tahun 2050″….(M.Yunus)
Ada satu buku yang bagus dan bisa di jadikan referensi semua orang. Especially, buat kamu yang punya inspirasi untuk bisa jadi orang yang bermanfaat buat banyak orang. Kata-kata di awal aku ambil dari tulisan dia di buku itu Bab terakhir, disadari atau engga kebanyakan kita membayangkannya Udah jadi apa ya tar 2050??udah punya anak berapa? rumah kita dimana? dll…., aku belajar dari buku ini banyak hal untuk memahami semua :).
This Books, covernya kurang menarik tapi isinya sarat akan ilmu. awalnya yang kasi ni buku suami aku. berhubung banyaaaaaak sekali pertanyaan yang intinya isinya ada di buku ini. awalnya aku males mesti baca2 buku beginian. Dulu suami aku cuma bilang tau M. Yunus gak? aku bilang gak tau ada juga M. Yamin temen Goethe aku dari Sulawesi :p. hehehe….pas liat wajahnya, oh ya mukanya familiar di TV. hehehhehe…
Quots di belakang buku itu ditulis begini :…” WAJIB DIBACA OLEH SETIAP AKADEMISI, AKTIVIS, DAN PENGAMBIL KEBIJAKAN…”
Makanya, aku cukup penasaran dengan isi buku tersebut. Judulnya “BANK KAUM MISKIN”. Buku tersebut berisi kurang lebih 275 halaman, berisikan tahapan demi tahapan dari mulai ide, perencanaan dan pelaksanaan Bank Kaum miskin di negara yang terkenal miskin (katanya, ga tau ama Indonesia apa bedanya…??).
Sedikit tentang M.Yunus, seorang akademisi kelahiran chittagong (Bangladesh) 1940 sebagai anak ketiga dari 14 bersaudara bayangkan. lima meninggal diantaranya. hmm..karena punya saudara banyak, dia biasa mandiri dari ortu sedari kecil, hidup damai dengan kaka adeknya. Terlebih di ceritakan di buku tersebut ibunya M. Yunus pernah terkena Depresi dan gangguan jiwa saat masa kecilnya. karena tekanan keluarga tersebut dia bangkit dan berjuang untuk kebaikan di hari esok. Karena ketekunannya M.Yunus menerima beasiswa Fullbright untuk melanjutkan kuliah di Vanderbilt University. Menjabat dekan Fakultas Ekonomi Chittagong University tahun 1972 dan mulai mendalami akar2 kemiskinan masyarakat di desa jobra. sampai pada akhirnya di tahun 1983 dia merintis Grameen Bank sebagai bentuk usaha untuk mensejahterakan rakyat miskin terutama kaum perempuan. usahanya itu membuahkan Nobel perdamaian pada tahun 2006, pun usaha Bank Kaum miskin tersebut banyak dicontoh oleh Negara berkembang lainnya, di ASIA hingga tataran EROPA sekalipun.
Dari buku ini aku jadi banyak tau ….:
1. Seseorang yang tau arti kerja keras sedari kecil, akan membuahkan banyak mimpi di akhir kehidupannya. Betapa aku sedih kisah kecil seorang M. Yunus, yang mempunyai ibu punya gangguan jiwa dan tekanan keuangan keluarga sebegitu minimnya, tapi ia turut aktif membangun daerahnya tidak menyurutkan langkah mimpinya karena itu…
2. Satu hal yang menarik, tentang hukum “Purdah” di Chittagong, dimana seorang perempuan yang menikah diwajibkan bayar mahar kepada kaum lelaki. berikut juga disana kaum perempuan tidak punya hak untuk keluar rumah mencari rezeki dan menggunakan potensinya semaunya. Adat islam yang difahami dengan kedangkalan dan dipandang hanya sebelah mata, yang membuat para suami dan para golongan Ulama disana sangat2 kaku. melarang kaum istri keluar rumah pun dengan alasan yang jelas. Hal inilah yang menginspirasi M. Yunus untuk bikin Bank for women only, keren banget ya…Dah gitu, aku jadi tau akar masalah kemiskinan di negeri tersebut. Secara sedari dulu ibu lah yang care sama jajanan anak-anak, makan anak2 dan kehidupan anak2. Dan kenapa, kelaparan dimana2, kematian bayi n balita tertinggi disana karena mereka semua gak dapat asupan gizi yang baik. secara kaum ibu, sibuk membayar hutang purdah dan tidak punya uang untuk memberi anak2 gizi dan penghidupan yang layak. Secara, ibu-ibu tersebut yang melahirkan dan bertanggung jawab atas perkembangan anak2nya.
Hal itu yang membuat aku bersyukur, diberi banyak potensi dan kesempatan. dan sedikit mengurangi keluhan2 atas kegagalan yang kerap terjadi. Klo aku jadi mereka belum tentu sebahagia sekarang :), punya suami yang sangat mengizinkan cari ilmu bahkan menganjurkan :), diberi kesempatan cari nafkah juga berekspresi semau aku. thanks ya ka…
3. Belajar disiplin, dan tau arti kerja keras serta tujuan hidup. Begitulah arti dari kehidupan M. Yunus yang aku nilai. beliau adalah orang yang bisa menjalankan misi hidup setahap demi setahap. Finally, banyak kesan yang tiba2 terinspirasi begitu aja. Aku jadi tau, kesalahan paling fatal dalam kehidupanku yang masih merintis misi hidup untuk kepentingan sendiri. Disadari atau engga, kebanyakan kita ngejar Save pribadi aja untuk kedepannya. yang penting punya kerjaan bisa hidupin keluarga, hidup bahagia tanpa kekurangan suatu apapun. Paling engga bisa bantu ortu, ngasi ke ortu di masa tuanya, dan bisa bantu sodara2 terdekat. Kita jarang sekali berfikir untuk bisa berbuat untuk dunia dan seisinya.
4. Dari buku ini aku belajar gimana cara manage orang atau minimal manage diri sendiri kita. Aku terkesan dengan seputar kegiatan karyawan Grameen Bank. Walaupun Grameen diperuntukkan untuk orang miskin, tapi karyawan disana semua lulusan sarjana, seleksinya juga cukup ketat. Buat aku, secara orang yang mau kerja disana pastinya bukan orang “biasa” yang hanya ingin memenuhi visi pribadi doang. Aku kagum dengan sosok Akhtar,beliau salah satu dari 12000 pegawai Grameen Bank. usia dia 27 tahun, gaji bulanan dia 2200 taka (AS$66), termasuk tunjangan rumah, subsidi kesehatan, dan tunjangan transport. Ups, tunjangan transport termasuk keliling desa ke desa untuk mencari nasabah grameen Bank. Maklum Grameen Bank konsepnya menjemput bola, jadi pegawainya yang menjemput nasabah berhubung perempuan tidak boleh keluar rumah. Alhasil akhtar dari jam 7 pagi hingga jam 7 sore keliling-keliling melayani nasabahnya dari satu desa ke desa lain. sesekali ia kembali ke kantor cabang untuk audit laporan, dan kembali ke kantor jam 7 sore bukan langsung pulang tapi menyelesaikan tugasnya di hari itu. setelah rampung barulah ia pulang….aku ga` tau, sarjana di indonesia mau gak` ya gawe kayak akhtar??…belum lagi kendala jadi pegawai Grameen Bank bener2 di uji kesigapan dia ketika menerima banyak tantangan. Tentunya tantangan dari masyarakat sekitar, kaum priyayinya terutama banyak sekali menyangkal Grameen membawa Faham palsu yang akan merusak moral umat islam. Tentunya ini bukan pekerjaan mudah, kecuali untuk orang-orang yang faham akan tujuan dan arti sebuah kerja keras dan perjuangan. Dari awal pegawai Grameen Bank dilibatkan Training untuk mendidik dedikasi, pemahaman akan tujuan dan intinya untuk meluruskan niat…so`, orang disana gak usah susah2 kayak aku yang rada susah ngendaliin orang-orang yang bantu research aku sukses :(…Nah, dari sini aku tau, ya iya lah…orang2 yang bantu di Lab aku, dengan latar belakang berbeda, kepentingan berbeda, dan tujuan berbeda mana mau bekerja kayak aku yang siang malam berusaha memahami apa yang akan kukerjakan :). karena barangkali kapasitas aku bukan disana, kepala Lab aja bukan..hehe jadi curhat, so…klo sulit Da…kerjain aja insyaAllah tar juga beres…
The end of Story, aku punya mimpi untuk hari esok. Ya Allah andai engkau izinkan aku untuk berbuat banyak esok hari, pastinya aku akan tersenyum bahagia akan hal itu esok hari. Saat aku meraih bintang itu, aku bayangkan…tahapan demi tahapan yang telah aku lalui…dan sekarang, aku yakin, satu tahap telah berlalu, aku akan terus berjalan untuk mencoba lebih tinggi…lebih dalam dan lebih luas lagi menggali potensi aku. Belajar untuk yakin sama diri sendiri, dan senantiasa tawakal sama Allah. I`ll try to be the best person :)….
suamiku, thank`s for all your spirit n always there besides me…